Thursday, November 25, 2010

SHOTPUT (TOLAK PELURU)

Reject the bullet is one of the sport athletics. Athlete shot threw a heavy iron ball as far as possible. Bullet Weight:

* For senior son = 7,257 kg
* For senior princess = 4 kg
* For the junior son = 5 kg
* For the junior princess = 3 kg

A. Basic techniques Reject Bullets

There are some basic techniques in the shot, including:
Bullets Hold Technique
There are three techniques holds the bullets:
The fingers stretched while the little finger slightly bent and are in addition to bullets, while the thumb in a reasonable manner.
For those who fingered a strong and long.
Agaka radius of the meeting, besides the thumb, little finger on the side behind the bullet.
Commonly used by the champions.
Like this way, it's just that attitude is more stretched fingers of another, while the location of the little finger is behind the bullet.
Suitable for people with short hands and small fingers.

Putting Technique Bullets On Shoulder
The bullet is held by one of the ways above, put a bullet in the shoulder and stuck to the side of the neck. Elbow who holds the bullet slightly opened to the side and his other hand on the left side of the body relax.

Rejecting techniques Bullets
Bullet Introduction
Bullets held with one hand moved to his other hand
The bullet is held with your right hand and placed on the shoulders of the right way
The bullet is held with two hands with the attitude of standing akak bowed, then both hands holding bullets swung toward the back and a bullet rolled forward
Initial attitude will resist bullets
Adjust the position of the foot, right foot placed in front of the rear boundary of the circle, the left foot placed on the left side as wide as body in alignment with the direction of the throw. Along with the swing of left foot, right foot refused to pitch direction and landed in the middle of the circle. As the right foot landed on the foot, the body in a state increasingly leaning to the right side. Right shoulder lower than left shoulder. Left arm is still in the original attitude.

Ways rejected bullet
From the attitude of rejection of bullets, without stopping must be immediately followed by the movement rejected the bullet. Push or shove bike path should be straight a line of bullets. Pitch angle less than 40o.

Final stance after refusing bullet
After refusing the bullet, make a motion to switch the right foot leap into the future. Simultaneously with the landing of the right foot, left foot on the pull back as well as with the left arm to maintain balance.

B. It Attention Bullet In Techniques Decline

How to hold
Prefix
Movement
Bob
Posture while refusing

Terms disqualification / failure participant shot:
- Touching the upper beam limit
- Touching the ground outside the circle
- Exit from the front entrance circle diameter
- Dipangil during the three minutes have not rejected
- Put a bullet in the back of the head
- The bullet fell out of the circle sector
- By the circumference of the field lines
- Exit through the front of the line loop
- Exit the circle is not to walk quietly
- Participants have three times failed to throw a pitch

Some things are recommended:
Bring your left leg modestly
Get the balance kedia motion of the leg, with the left leg lead in belekang
Keeping the upper body remain relaxed when the bottom moves
Generate a series of rapid movements and the far-right bike leg
Turn the right foot inward while doing glide
Keep your hips and shoulders facing left behind as long as possible
Bring your left hand in a position close to the body
Hold with a vengeance with the left leg

Some things to avoid:
Does not have the attitude beginning keseimbanagn
Make the leap when sliding with the right foot
Body raised high when doing glide
Not far enough pull your right leg under the body
Landed with his right foot facing backwards
Moving the left leg is too much to one side
Too early to open agency
Landed with the body facing sideways or forwards

C. Equipment

Equipment that is in use:
- Rolling Meter
- Small Flag
- Chalk / Cord Raphia
- Bullets
a. For the senior son = 7,257 kg
b. For the senior girls = 4 kg
c. For junior son = 5 kg
d. For junior princess = 3 kg
- Obrient: backs to the repulsion force
- Orthodox: sideways force

D. Reject Field Guided

Construction:
o Circle of shot must be made of iron, steel ata other suitable materials are curved, the top should be flat on the ground outside. The inside circle is made from emen departure, asphalt or other solid material but not slippery. Surface must be flat in the circle group should reject 20 mm to 6 mm lower than the upper lip ring of steel.
o The line width of 5 cm should be made on the ring of steel stretched over 0.75 m on either side of the circle line is made of paint or wood.
o The diameter of the inner circle of decline is 2.135 m. Thick iron ring 6 mm and a minimum starting must be painted white.
o The block holder is made of wood or other suitable material in an arc / arc so that the edges coincide with edges in the circle of decline, making it more sturdy.
o The width of the beam from 11.2 to 30 cm, 1.21 to 1.23 m in length, 9.8 to 10.2 cm thick.

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
* Untuk senior putra = 7,257 kg
* Untuk senior putri = 4 kg
* Untuk yunior putra = 5 kg
* Untuk yunior putri = 3 kg

A. Teknik Dasar Tolak Peluru

Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya :

Teknik Memegang Peluru
Ada 3 teknik memegang peluru :
Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya.
Untuk orang yang berjari kuat dan panjang.
Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
Biasa dipakai oleh para juara.
Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru.
Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.

Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.

Teknik Menolak Peluru
Pengenalan peluru
Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain
Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar
Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan
Sikap awal akan menolak peluru
Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.

Cara menolakkan peluru
Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.

Sikap akhir setelah menolak peluru
Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.

B. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru

Cara memegang
Awalan
Gerakan
Tolakan
Sikap badan saat menolak

Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
- Menyentuh balok batas sebelah atas
- Menyentuh tanah di luar lingkaran
- Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
- Dipangil selama 3 menit belum menolak
- Peluru di taruh di belakang kepala
- Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
- Menginjak garis lingkar lapangan
- Keluar lewat depan garis lingkar
- Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
- Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan

Beberapa hal yang disarankan :
Bawalah tungkai kiri merendah
Dapatkan keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang
Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

Beberapa hal yang harus dihindari :
Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan
Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
Terlalu awal membuka badan
Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan

C. Peralatan

Alat yang di gunakan :
- Rol Meter
- Bendera Kecil
- Kapur / Tali Rafia
- Peluru
a. Untuk senior putra = 7,257 kg
b. Untuk senior putri = 4 kg
c. Untuk yunior putra = 5 kg
d. Untuk yunior putri = 3 kg
- Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
- Ortodox : gaya menyamping

D. Lapangan Tolak Peluru

Konstruksi :
o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.

o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran    garis ini dibuat dari cat atau kayu.
o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm
Untuk menjadi Atlit tolak peluru yang profesional diperlukan penguasaan teknik dasar dengan baik dan latihan fisik dan teknik yang teratur, sistematik dan didukung oleh pelatih yang handal. 

"WARTEG" WARUNG MAKAN MURAH MASAKAN BERKUALITAS


Warteg Warung Makan Murah Masakan Berkualitas

 
                   

Siapa sih.. yang tidak kenal ”Warteg” atau Warung Tegal. Setiap orang yang pernah ke ke Jakarta (Ibu Kota Republik Indonesia) pasti mengenal ”Warteg”. Hampir disemua sudut kota Jakarta dan Botabek dapat kita jumpai warung makan khas dari Tegal tersebut.
Sejarah keberadaan “Warteg” dimulai sekitar tahun 70an, pada saat itu Jakarta masih dipenuhi oleh alat transportasi tradisional terutama “Becak”. Untuk menyediakan bahan bakar becak (Pengayuh Becak) yang sebagian besar didominasi oleh kaum urban dari Tegal, Brebes, Pemalang sekitarnya, diperlukan makanan murah dengan nilai gizii cukup dan tentunya sesuai citarasa atau pas dilidah.

Melihat kebutuhan makanan yang begitu besar bagi para Tukang becak tersebut, maka muncul ide dari orang-orang Tegal yang jeli melihat peluang bisnis kuliner dengan mendirikan warung makan bagi saudara-saudaranya yang sekarang lebih dikenal dengan nama “Warteg” yaitu kepanjangan dari Warung Tegal.
Warteg menyediakan menu masakan khas tegal seperti: Oreg (oseng-oseng tempe kering), tahu-tempe goreng, sauto (soto Tegal), pecak iwak, lalab petai dan sambel trasi, sayur bening dan menu khas tegal lainnya.
Keberadaan “Warteg” sangat membantu pemenuhan makanan dan minuman bagi kaum urban di Jakarta. Mereka mendapatkan makanan yang sangat murah dan dengan kualitas gizi yang sesuai bagi mereka.
Pengalaman penulis merantau di Jakarta merasa sangat terbantu dengan adanya ”Warteg” karena kebutuhan makanan murah dan masakan berkualitas gampang didapat. Setiap hari penulis makan di Warteg. Sukup dengan mengeluarkan Rp. 500; (tahun 90an) atau sekarang Rp.5000; perut kita sudah kenyang dengan lauk sayur dan telor, coba bandingkan dengan warung makan lainnya pasti harganya lebih mahal.
Lain dulu lain sekarang, kalau jaman dahulu warteg dianggap sebagai warung kelas bawah, dengan inovasi dan kreatifitas orang Tegal sekarang warteg telah menjadi warung yang dikunjungi konsumen dari kaum kelas atas dan menengah. Lihat saja banyak ”Warteg” terdapat di lingkungan Mall dan lantai dasar Hotel, Bahkan warteg dapat ditemui di luar negeri seperti di Malaysia dan Arab Saudi.

 

Sebagai Orang Tegal saya bangga dan angkat topi kepada saudara-saudara saya yang gigih bisnis makanan murah dengan masakan yang berkualitas. Semoga warteg tetap jaya memenuhi kebutuhan makanan murah dan berkualitas. Amin

Wednesday, November 24, 2010

"WARTEG" WARUNG MAKAN MURAH, SEHAT DAN BERKUALITAS



Warteg
Warung Makan Murah, Sehat Dan Berkualitas

Siapa sih.. yang tidak kenal ”Warteg” atau Warung Tegal. Setiap orang yang pernah ke ke Jakarta (Ibu Kota Republik Indonesia) pasti mengenal ”Warteg”. Hampir disemua sudut kota Jakarta dan Botabek dapat kita jumpai warung makan khas dari Tegal tersebut.
Sejarah keberadaan “Warteg” dimulai sekitar tahun 70an, pada saat itu Jakarta masih dipenuhi oleh alat transportasi tradisional terutama “Becak”. Untuk menyediakan bahan bakar becak (Pengayuh Becak) yang sebagian besar didominasi oleh kaum urban dari Tegal, Brebes, Pemalang sekitarnya, diperlukan makanan murah dengan nilai gizii cukup dan tentunya sesuai citarasa atau pas dilidah.

Melihat kebutuhan makanan yang begitu besar bagi para Tukang becak tersebut, maka muncul ide dari orang-orang Tegal yang jeli melihat peluang bisnis kuliner dengan mendirikan warung makan bagi saudara-saudaranya yang sekarang lebih dikenal dengan nama “Warteg” yaitu kepanjangan dari Warung Tegal.
Warteg menyediakan menu masakan khas tegal seperti: Oreg (oseng-oseng tempe kering), tahu-tempe goreng, sauto (soto Tegal), pecak iwak, lalab petai dan sambel trasi, sayur bening dan menu khas tegal lainnya.
Keberadaan “Warteg” sangat membantu pemenuhan makanan dan minuman bagi kaum urban di Jakarta. Mereka mendapatkan makanan yang sangat murah dan dengan kualitas gizi yang sesuai bagi mereka.
Pengalaman penulis merantau di Jakarta merasa sangat terbantu dengan adanya ”Warteg” karena kebutuhan makanan murah dan masakan berkualitas gampang didapat. Setiap hari penulis makan di Warteg. Sukup dengan mengeluarkan Rp. 500; (tahun 90an) atau sekarang Rp.5000; perut kita sudah kenyang dengan lauk sayur dan telor, coba bandingkan dengan warung makan lainnya pasti harganya lebih mahal.

Lain dulu lain sekarang, kalau jaman dahulu warteg dianggap sebagai warung kelas bawah, dengan inovasi dan kreatifitas orang Tegal sekarang warteg telah menjadi warung yang dikunjungi konsumen dari kaum kelas atas dan menengah. Lihat saja banyak ”Warteg” terdapat di lingkungan Mall dan lantai dasar Hotel, Bahkan warteg dapat ditemui di luar negeri seperti di Malaysia dan Arab Saudi. Hal ini cukup membuktikan bahwa "Warteg" dengan menu masakan khas tegal telah diterima oleh masyarakat Indonesia dan Mancanegara



Sebagai Orang Tegal saya bangga dan angkat topi kepada saudara-saudara saya yang gigih bisnis makanan murah dengan masakan yang berkualitas. Semoga warteg tetap jaya memenuhi kebutuhan makanan murah dan berkualitas. Amin

Monday, November 22, 2010

TEKNIK DASAR TOLAK PELURU (SHOT PUT)

1.PENGENALAN TOLAK PELURU
Meskipun tolak peluru merupakan nomor lempar,akan tetap istilah yang digunakan bukan lempar peluru melainkan tolak peluru.hal ini sesuai dengan peratuaran tentang cara melempar peluru,yaitu dengan cara mendorong atau menolak dan bukan melapar peluru.dalam bahasa inggris tolak peluru sering diartikan shot put.
Latihan Pengenalan Peluru:
  • Siswa memegang peluru dengan satu tangan kemudian memindah mindahkan peluru dari satu tangan ketangan yang lain.
  • Dengan sikap berdiri siswa memegang peluru dengan tangan kemudian membungkukkan badan.ayunkan tangan kebelakang lalu gelindingkan peluru kedepan.
  • Dengan sikap berdiri,siswa memegang peluru dengan tangan kanan lalu letakkan peluru pada batas leher dan pundak.
2.CARA MEMEGAN PELURU
Teknik khusus untuk memegang peluru.adalah sebagai berikut:
  • Jari jari agak renggang dan jari kelingking ditekuk diletakkan disamping peluru.
  • Jari jari agak rapat,ibu jari disamping,jari kelingking berada disamping belakang belakang peluru.
  • Seperti pada cara kedua tetapi jari jari agak renggang.kelingking berada pada belakang peluru,untuk menolak peluru,ibu jari menahan geseran kesamping.
3.CARA MELETAKKAN PELURU PADA BAHU.
Cara meletakkan peluru pada bahu adalah sebagai berikut:
  • Kaki kanan ditempatkan pada dimuka batas belakang lingkaran.kaki kiri diletakkan disamping kiri selebar badan dan segaris dengan arah lemparan.
  • Peluru dipegang dengan tangan kanan.
  • Peluru diletakkan pada batas leher dan pundak,dibawah telinga,ketiak membuka,dan lengan terlentang segaris dengan pundak.
  • Lengan kiri dimuka dan dada sedikit ditekuk.
  • Kaki kiri mengendor dan menapak pada ujung kaki.
4.TOLAKAN TANPA AWALAN.
Setelah memegang peluru dengan benar badan berada pada dalam lingkaran tepat dibelakang papan tolakan.
  • Badan menghadap kekanan sehingga papan tolakan berada disamping kiri.
  • Kaki kanan dilangkahkan kesamping kanan satu langkah,tangan kiri diangkat setinggi bahu,siku dilipat dan jari jari dilemaskan.
  • Badan direbah kan disamping kanan ,sehingga berat badan bertumpu di kaki kanan.
  • Lutut kanan dilipat (setengah jongkok),bahu kanan mendekati kaki kanan.
5.SIKAP AWAL MENOLAK PELURU
  • Kaki kanan ditempatkan dimuka batas belakang lingkaran.
  • Kaki kiri diletakkan disamping kiri selebar badan,segaris dengan arah lemparan.
  • Kaki kanan agak ditekuk,berat badan berada pada kaki kanan.
  • Badan agak dibengkokkan dan sedikit kekanan.
  • Pandangan mata ditujukan kira kira 4 meter kedepan.
  • Pusatkan pikiran,kalau merasa cukup,kaki kiri diayunkan kemuka agak menyamping.
  • Setelah ayunan kaki kiri merupakan persiapan awalan dirasa cukup,kaki kanan ditekuk agak rendah.
  • Bersamaan dengan ayunan kaki kiri ,kaki kanan menolak kearah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran.
6.SIKAP AKHIR SETELAH MENOLAK PELURU
Sesudah menolak peluru,membuat gerakan menukar kaki kanan kedepan.supaya janagn jatuh di luar lingkaran ujung kaki usahakan menyentuh balok tolakan.bersamaan denagan mendaratnya kaki kanan ,kaki kiri ditarik kebelakang.demikian pula dengan tangan kiri untuk menjaga keseimbangan.

SENAM LANTAI

Pengertian Senam Lantai
Senam Laintai (Flour Exercise) adalah satu bagian dari cabang Senam, yang gerakan-gerakannya dilakukan di atas lantai (Matras) atau Permadani. Senam ini disebut juga senam bebas karena Pesenam tidak menggunakan alat bantu selain lantai (matras) dengan ukuran 12 x 12 meter atau menggunakan matras dengan lebar 1 meter dan panjang sesuai kebutuhan untuk menjaga keamanan.

Jenis dan Macam senam Lantai

1. BERGULING (ROLL)

Cara melakukannya sebagai berikut:
a. Sikap permulaan jongkok,kedua tangan menumpu pada matras selebar bahu.
b. Kedua kaki diluruskan, siku tangan ditekuk, kepala dilipat sampai dagu menyentuh dada.
c. Mengguling ke depan dengan mendaratkan tengkuk terlebih dahulu dan kedua kaki di
    lipat rapat pada dada.
d. Kedua tangan melemaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan berusaha bangun.
e. Kembali kesikap semula atau berdiri
Ket: selain berguling ke depan ada juga berguling ke belakang atau roll belakang yaitu dengan sikap awal 
        yang sama dengan guling depan tetapi arahnya kebelakang atau mundur


2. KAYANG.

Kayang adalah sikap membusur dengan posisi kaki dan tangan bertumpu pada matras  dalam keadaan terbalik dengan
meregang dan mengangkat perut dan panggul. Nilai dari pada gerakan kayang yaitu dengan
menempatkan kaki lebih tinggi memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pinggang.
Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu,bukan kelentukan
pinggang.

Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut.
a. Sikap permulaan berdiri, keduan tangan menumpu pada pinggul.
b. Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat ke belakang.
c. Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai tumpuan.
d. Posisi badan melengkung bagai busur.



3. SIKAP LILIN.

Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras di atas
(rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua tangan dan pundak tetap menempel pada
lantai. Dalam melakukan sikap lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan
menopang pinggang.
Cara melakukan gerakan sikap lilin sebagai berikut:
a. Tidur terlentang, kedua tangan di saping badan, pandangan ke atas.
b. Angkat kedua kaki lurus ke atas dan rapat.
c. Yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dibantu kedua tangan menopang pada
    pinggang.
d. Pertahankan sikap ini beberapa saat.




4. GULING LENTING.

a. Latihan rangkaian berakan berguling.

    Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan berbaring menelantang atau duduk telumpar.
2. Mengguling ke belakang, tungkai keras, kaki dekat kepala, lengan bengkok, tangan
    menumpu di samping kepala, ibu jari dekat dengan telinga.
3. Mengguling ke depan disertai dengan lecutan tungkai ke atas depan, tangan menolak
    badan melayang dan membusur, kepala rapat.
4. Mendarat dengan kaki rapat, dorong panggul ke depan, badan membusur dengan keras
    ke atas.



b. Lenting kepala/dahi
    Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Membungkuk bertumpu pada dahi dan membentuk segi tiga sama sisi, punggung tegak
    lurus, tungkai rapat dan lurus, jari-jari kaki bertumpu di lantai.
2. Mengguling ke belakang disertai lecutan tungkai serentak tangan menolak sekuat-kuat
    kepala pasif, badan melaayang dan membusur.
3. Mendarat dengan kaki rapat, badan membusur lengan ke atas.



5. BERGULING KE DEPAN DILANJUTKAN LENTING TENGKUK/KEPALA
Sebelum latihan rangkain gerakan berguling ke depan lenting tengkuk/kepala, akan di bahas
dulu bagaimana melakukan guling depan yang betul.
    Cara melakukan gerakan guling depan sebagai berimut:
a. Sikap permulaan jongkok tangan menumpu pada matras selebar bahu.
b. Luruskan kedua kaki, siku tangan di tekuk, kepala dilipat sampai dagu dengan menyentuh
    dada.
c. Mengguling ke depan dengan mendaratkan kuduk terlebih dahulu dan kedua kaki dilipat
    rapat pada dada.
d. Kedua tangan melepaskan tumpuan dari matras, pegang mata kaki dan berusaha bangun.
e. Kembali berusaha jongkok.





6. BERDIRI TANGAN (HANDS STAND).

a. Berdiri Tangan (Hands Stand)
1. Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.
2. Bungkukkan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lengan keras, pandangan
    sedikit ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya, tungkai depan bengkok sedang
    tungkai belakang lurus.
3. Ayunkan tungkai belakang ke atas, kencangkan otot perut.
4. Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan badan dan lengan, pandangan
    diantara tumpuan tangan, badan dijulurkan ke atas.
5. Perhatikan keseimbangan.



b. Berdiri Tangan Dengan Sikap Kaki Dibuka
1. Sikap permulaan berdiri tegak, salah satu kaki sedikit ke depan.
2. Bungkukan badan, tangan menumpu pada matras selebar bahu lurus, pandangan sedikit
    lurus ke depan, pantat didorong setinggi-tingginya, tungkai ke depan bengkok, sedang
    tungkai belakang lurus.
3. Ayunkan tungkai belakang ke atas, diikuti tungkai yang lain.
4. Kedua tungkai rapat dan lurus merupakan satu garis dengan lengan, setelah itu kaki di buka
    ke samping kiri dan kanan, pertahankan sikap ini beberapa saat, selanjutnya kaki dirapat
    kembali lalu dibuka ke depan dan ke belakang pandangan diantara tumpuan kedua tangan atau matras.